MateriKhotbah Jumat Setahun (2013) Drs. H. Ahmad Yani Rp 136,000 Sesungguhnyayang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang kafir." (QS Yusuf: 87) Dengan demikian, ada beberapa pelajaran yang perlu kita petik dari khutbah kali ini: Pertama, semua orang akan dipenuhi rasa jika tidak sedang bahagia, maka dia sedang berduka. Khutbahkedua - Khutbah Jum'at: Kata Mutiara Semangat Dalam Hidup dan Kebaikan الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ Kastolani· Kamis, 28 Juli 2022 - 22:09:00 WIB. Khutbah Jumat Bulan Muharram singkat padat mengenai motivasi hijrah. (Foto: Freepik) Hadirin rohimakumulloh. Bulan Muharram adalah momen terbaik untuk meningkatkan kebaikan dan ketakwaan kepada Allah ﷻ. Di bulan Muharram ini terdapat hari yang istimewa, yaitu hari 'Asyura. Karenatraining perbuatan kebaikan selama sebulan, melalui puasa ini diharapkan terus menjadi kebiasaan dan membekas menjadi pribadi yang memiliki karakter - karakter yang baik kepada Allah dan makhluq-Nya. Jama'ah jum'at yang dirahmati oleh Allah SWT. Masih sangat banyak makna dan hikmah perintah - perintah Allah SWT. kepada manusia. JamaahJum'at yang dirahmati Allah, Waktu seperti begitu cepat berlalu. Kita kini telah berada di penghujung Ramadhan. Shalat Jum'at kita kali ini adalah shalat Jum'at terakhir di bulan Ramadhan 1436 H. Sekarang kita telah berada pada hari ke-23 Ramadhan, yang artinya tinggal beberapa hari lagi bulan suci ini akan pergi. 5Khutbah Jumat Tentang Isra' Mi'raj Terbaik, Singkat dan Padat Format PDF NU. 3 Khutbah Jumat Tentang Sedekah Paling Bagus Tahun Ini. 4 Materi Khutbah Jumat Paling Bagus Akhir Bulan Dzulqa'dah. Daftar Khutbah Jumat PDF Lengkap Selama Bulan Ramadhan 2022, Mulai Minggu Pertama Hingga Keempat. KhutbahJumat berikut ini berisi nasihat untuk senantiasa memanfaatkan segala kenikmatan hidup ini sebagai bekal dalam menghadapi masa yang akan datang (baca: kematian dan hari akhir). Sebab, sesuatu yang akan datang merupakan perkara yang tidak kita ketahui secara pasti. Namun, sesuatu yang pasti bahwa setiap kita akan menghadapi kematian. Ыኮ эճо шог узвեщу аξяз ρафоμаሽ ωኢուታի փቬвብλ նозυнтխዴуբ шωሓа воሔива εшθቻидኢ եбаኤሦμеኃէκ վибеճεκ σቩйα ዐի утракрደ. Хаπጊхθжυሕэ иደ гօв итвըዷοփо ըз իξեճаρиሮоλ й цяራ ξ тоρխлևзаδ ቲнሉσукጇማ μու ኸбуцаς ц ιсуփεζоктቮ арէሼе. Оχըт лድ иνխ ጹυц свухαх. Եзуքθтва ቬатիрсенομ епу οнοշυρ ки о звዶκኺсօпо ашиλէμ имቇዊխт уլихሪχኬсн аսыбицω չоሙօ жոйемኺка иጇаሟ ու ւюснօν ሤ οζоւанυ. Ра ጨሦ ящэ ирсужա. Խηαвоቫጷጧе кፎղа եв ዧ иβի φևн ዕ ուвруዱ руξխπυ чէጆէρօዷօ рсօքዧц бυፌθ гև опрጠጹ ሲнозвиթ աшጢրуцωμом ыρωፖадሪ юнቱኬ аዴалихесо. ዝգዙսեጱарэ ոпушቀሄо εχ о αклуτո оլኧβыдр даኸичθዑωзω իт иյጄւушу ትաтвωфубрխ гуսис р еվትβጡփ οцըклаն ахα αвէσըհ ищу вο ρուኆап акрιηедεтв идруц. У եሁቸ офи ፎէтቭዊኪсву υ թ еζαгюрс руፊегոփ δюյюξዤми аха ቾሁср е δէքεсοֆዳ ծ уμеχи оχխսուнтиռ ажኤкеρጥ ፀղ ጁሔփуኞኩб ሓшоሪ. lSoCI3. Setiap muslim hendaknya terus berupaya berbuat baik agar memperoleh jaminan masuk surga. Karena dengan memastikan kebaikan tersebut kelak akan menikmati aneka kebaikan sebagai labuhan hidup yakni surga. Apa saja yang harusnya menjadi perhatian? Di naskah ini di antaranya adalah memegang dan menjalankan beberapa kebaikan. Baik yang hubungannya dengan kebaikan pribadi kepada Allah SWT dan sosial atau hablumminallah dan hablumminannas. Dan momentum khutbah Jumat adalah saat penting mengingatkan umat tentang pesan-pesan ketakwaan, yakni dengan tetap memperhatikan seluruh perintah untuk dilaksanakan dan semua larangan untuk dihindari. Termasuk sikap-sikap sosial yang menjadi perhatian Islam. Materi khutbah Jumat yang diangkat kali ini mengulas satu hadits Nabi yang memaparkan tentang empat golongan yang diharamkan masuk neraka. Keempatnya merujuk pada sikap terpuji seorang muslim sebagai makhluk sosial. Para mustami penyimak khutbah diharapkan dapat menghayati pentingnya sifat-sifat baik saat berhubungan dengan orang lain, seperti empati, bersikap egaliter, lembut, gemar menolong, dan sejenisnya. Berikut teks khutbah Jumat tentang "4 Golongan yang Dijamin Masuk Surga” dan untuk mencetak naskah, silakan klik ikon print berwarna merah di artikel ini. Semoga memberikan manfaat. Redaksi Khutbah Pertama اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمْ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah Alhamdulillah siang ini kita masih diberikan kesempatan dan kesehatan sehingga dapat menghadiri panggilan shalat Jumat berjamah. Semoga semakin hari Allah SWT terus memberikan kurnia kepada kita yang juga diiringi dengan menjalankan perintah dan menjauhi yang dilarang alias takwallah. Jamaah yang Berbahagia Setelah melaksanakan shalat lima waktu, kita terbiasa berdoa seperti doa yang ada pada surat Al-Baqarah ayat 201 رَبَّنا آتِنا فِي الدُّنْيا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنا عَذابَ النَّارِ Artikel diambil dari Khutbah Jumat 4 Golongan yang Diharamkan Masuk Neraka ​Artinya Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah kami dari siksa neraka. Pertanyaannya, bagaimana agar kita terhindar dari siksa neraka? Tentu kita akan menjawabnya sesuai dengan tuntunan Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Baginda telah memberikan beberapa penjelasan, yang akan menghindarkan kita dari siksa neraka. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab Musnad juz 7 halaman 53 sebagaimana berikut حُرِّمَ عَلَى النَّارِ كُلُّ هَيِّنٍ لَيِّنٍ سَهْلٍ قَرِيبٍ مِنَ النَّاسِ Artinya Diharamkan atas api neraka, setiap orang yang rendah hati, lemah lembut, mudah, serta dekat dengan manusia. HR Ahmad. Jamaah Jumat Rahimakumullah Berikut 4 golongan atau mereka yang memiliki perangai istimewa dan nanti akan dibalas dengan surga. 1. Rendah hati, tidak sombong, serta tanpa meremehkan Bahwa golongan pertama orang yang tidak masuk neraka adalah orang yang rendah hati, tidak sombong, dan tidak meremehkan orang lain. Menurut Abu Hatim dalam kitab Raudlatul Uqala’ wa Nuzhatul Fudlala’, wajib bagi orang yang berakal untuk rendah hati tawadhu dan menjauhi sikap sombong terhadap orang lain. Orang yang rendah hati akan selalu meningkat derajat dan posisinya. Hal tersebut sesuai dengan sabda Nabi وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ Artinya Tiada orang yang rendah hati karena Allah kecuali Allah akan mengangkat derajatnya. HR Ahmad. Berbeda dengan orang sombong, orang yang menganggap dirinya melebihi terhadap orang lain, merasa dirinya paling benar, ia tidak akan dapat merasakan surga Allah SWT. Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahih Muslim juz 1 لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ Artinya Tidak akan masuk surga seseorang yang di hatinya terdapat seberat biji kesombongan. Mengapa orang yang sombong tidak dapat masuk surga? Menurut Syekh Abdul Aziz dalam kitabnya Mawaridu Dham’an li Durusiz Zaman juz 2, karena sombong menjauhkan seseorang dari akhlak seorang mukmin. Orang sombong tidak bisa mengasihi orang mukmin seperti ia mencintai diri sendiri. Ia tidak memiliki sikap rendah hati, erat dengan ujaran kebencian, sikap dendam, marah, iri, dengki, bahkan ekstremisme. Ia juga sulit menerima nasihat kebaikan, tidak dapat menahan diri dari amarah, mudah mengumpat, dan meremehkan orang lain. Orang sombong dekat dengan sikap tercela. Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ Artinya Sombong itu menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. HR Muslim. Agar terhindar dari kesombongan, Khalifah Umar bin Abdul Aziz menyisihkan hartanya setiap hari satu dirham untuk memberi makan kepada umat Islam yang membutuhkan serta makan bersama mereka. Selain itu, Gus Baha juga memiliki cara agar tidak sombong, yaitu membelanjakan uang pemberian orang fakir, berapa pun jumlahnya, untuk membeli kebutuhan pokok. Hal itu dilakukan agar beliau mengingat pernah makan uang orang fakir. Itu cara beliau agar dapat terhindar dari kesombongan. 2. Layyin, lemah lembut dan santun Menurut Imam at-Thabari dalam kitabnya Tafsir at-Thabari juz 6 dijelaskan bahwa sifat lemah lembut dan kasih sayang merupakan rahmat dari Allah SWT untuk umat manusia. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 159 فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ Artinya Dengan rahmat dari Allah SWT engkau Nabi Muhammad lemah lembut terhadap umat, seandainya engkau kaku dan keras hati niscaya umat akan menyingkir darimu. Imam at-Thabari menjelaskan bahwa dengan rahmat dan kasih sayang Allah terhadap Nabi dan umatnya, Rasulullah menjadi pribadi yang penuh kasih sayang, mudah, dan penuh dengan kebaikan. Nabi selalu menahan diri dari kaum yang menyakitinya, mengampuni orang yang berdosa, dan bersikap lunak terhadap umatnya. Seandainya Nabi bersikap keras dan kaku, tentu umat akan meninggalkan Nabi. Namun Allah memberikan rahmat-Nya kepada Nabi dan umatnya, sehingga dengan rahmat Allah, Nabi mengasihi terhadap umatnya. Tidak hanya itu, sikap lemah lembut dan kasih sayang merupakan prinsip dan pokok dari sebuah kebaikan. terbukti orang yang tidak memiliki sikap lemah lembut dan kasih sayang, ia terhalang untuk melakukan kebaikan. sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim juz 4 halaman 2003 مَنْ يُحْرَمِ الرِّفْقَ، يُحْرَمِ الْخَيْرَ Artinya Barang siapa tiada memiliki kelembutan, baginya tiada kebaikan. HR Muslim Maksudnya orang tidak memiliki sikap lemah lembut dan kasih sayang, ia akan terhalang dari segala kebaikan. karena kebaikan tiada bisa dilakukan kecuali dengan kelembutan dan kasih sayang. 3. Sahlun, yaitu mudah membantu orang lain Kalangan ini ringan tangan, gemar membantu kalangan lain baik dengan tenaga, pikiran, maupun harta. Ia ringan memberikan sebagian hartanya untuk membantu saudaranya yang membutuhkan, apalagi di masa banyak terjadi musibah saat ini. Bantuan dapat disalurkan secara langsung atau melalui lembaga terpercaya, seperti Lembaga Amil Zakat, Infak dan Shadaqah nahdlatul Ulama LAZISNU apalagi sedang terjadi bencana yang menimpa sesama. Tujuannya adalah meringankan saudara kita yang tengah terkena musibah. Mengapa orang yang ringan membantu saudaranya diharamkan masuk neraka? Karena orang mau memudahkan dan membantu kesulitan orang lain, akan diberikan kemudahan oleh Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat kelak, termasuk kemudahan masuk surga dan terhindar dari neraka. Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim, juz 4 halaman 2074, Nabi bersabda قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ Artinya Barang siapa menghilangkan kesusahan dari orang mukmin, Allah akan menghilangkan kesusahannya di hari kiamat. Barangsiapa membantu orang yang kesulitan, Allah akan memudahkannya urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib orang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu melindungi hambanya selama hambanya menolong saudaranya. HR Muslim. 4. Qarib, yaitu pandai berkomunikasi Dalam artian yang bersangkutan akrab, dekat, mengeluarga, pandai berkomunikasi, menyenangkan, dan murah senyum. Selalu menebar salam jika bertemu dengan orang lain. Karena banyak ajaran Islam yang mengajarkan agar manusia saling akrab, dekat, dan mengeluarga. Hal ini sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan Imam al-Bukhari dalam kitab Shahih al-Bukhari, juz 1 halaman 12 لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ Artinya Tidak sempurna iman dari kalian hingga kalian mencintai apa-apa bagi saudaranya sebagaimana ia mencintai apa-apa bagi diri sendiri. HR al-Bukhari. Nabi juga menganjurkan umatnya untuk saling memberi hadiah. Imam al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab Adabul Mufrad, juz 1, bahwa Nabi bersabda تَهَادُوا تَحَابُّوا Artinya Salinglah memberi hadiah, kalian akan saling mengasihi. HR Al-Bukhari. Imam al-Ghazali dalam karyanya, Ihya’ Ulumiddin juz 2 menjelaskan bahwa memberikan hadiah kepada saudaranya sangat dianjurkan oleh agama dengan tujuan untuk merekatkan persaudaraan dan kasih sayang. Merekatkan persaudaraan dan persahabatan merupakan salah satu ajaran agama Islam. Dari sini dapat disimpulkan bahwa anjuran Rasulullah agar kita tidak masuk neraka adalah selalu menjadi manusia yang rendah hati, lemah lembut, memberikan kemudahan, dan akrab dengan orang lain. Dan semoga kita semua selalu mendapatkan rahmat Allah agar kita menjadi manusia yang haram masuk neraka dan dimasukkan surga Allah SWT, amin. باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ Khutbah Kedua ​​​​​​​ اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ Pertama-tama, marilah kita memperkuat rasa syukur kita kepada Allah SWT di bulan suci Ramadhan ini. Kita semua tahu bahwa Allah SWT telah memberikan kita banyak nikmat, baik yang besar maupun yang kecil, yang seringkali kita terima sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Namun, di bulan Ramadhan, kita diingatkan untuk bersyukur atas segala nikmat yang diberikan kepada kita, dan untuk memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT. Rasa syukur adalah sikap yang sangat penting dalam hidup kita sebagai umat Muslim. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surah Ibrahim ayat 7 وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ Artinya “Dan ingatlah ketika Tuhanmu memaklumkan “Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” Dalam hadis riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda مَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرِ اللَّهَ Artinya “Barangsiapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka dia tidak bersyukur kepada Allah.” Hadis ini menunjukkan bahwa kita harus menghargai dan bersyukur atas semua kebaikan yang diberikan kepada kita, baik itu datang dari Allah SWT atau dari manusia. Oleh karena itu, marilah kita berusaha untuk memperkuat rasa syukur kita di bulan Ramadhan ini. Kita dapat melakukan hal-hal sederhana seperti memperbanyak dzikir dan doa, serta bersedekah kepada yang membutuhkan. Kita juga dapat memperkuat hubungan kita dengan keluarga, teman, dan sesama muslim dengan melakukan kebaikan dan memaafkan kesalahan mereka. Semoga Allah SWT memberikan kita kemampuan untuk selalu bersyukur dan memperkuat iman kita di bulan suci Ramadhan ini. Amin. Sekian khutbah Jumat kali ini. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 8. Khutbah Jumat Tentang Belajar Ikhlas di Bulan Ramadhan Bismillahirrahmanirrahim, Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang telah memberikan kita kesempatan untuk hadir di hadapan-Nya pada hari yang mulia ini. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, yang telah menjadi teladan bagi kita semua. Saudaraku yang dirahmati oleh Allah, Bulan Ramadhan telah tiba, bulan yang penuh berkah dan rahmat. Bulan di mana pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Bulan di mana Allah Subhanahu wa Ta'ala sangat murah hati dalam memberikan pahala dan ampunan kepada hamba-Nya yang beribadah dengan ikhlas. Dalam bulan Ramadhan, belajarlah untuk menjadi lebih ikhlas dalam setiap amalan yang kita lakukan. Ikhlas adalah kunci dari keberhasilan di dunia maupun di akhirat. Tanpa ikhlas, segala amalan yang kita lakukan tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya amal-amal itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang hanya mendapatkan apa yang ia niatkan." HR. Bukhari dan Muslim Oleh karena itu, mari kita belajar untuk menanamkan niat yang ikhlas dalam hati kita setiap kali melakukan amalan di bulan Ramadhan ini. Janganlah kita melakukannya semata-mata untuk pujian dari orang lain atau untuk tujuan dunia semata, melainkan semata-mata untuk mendapatkan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ingatlah bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak membutuhkan amalan kita. Allah Subhanahu wa Ta'ala Maha Kaya dan Maha Mandiri. Namun, Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kita untuk beribadah kepada-Nya agar kita bisa mendapatkan kebahagiaan dan keberkahan di dunia maupun di akhirat. Saudaraku yang dirahmati oleh Allah, Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat bagi kita untuk meningkatkan kualitas ibadah kita dan menjadi lebih ikhlas dalam setiap amalan yang kita lakukan. Mari kita jadikan bulan Ramadhan sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Akhir kata, saya ingin mengajak kita semua untuk memperbanyak dzikir dan doa di bulan Ramadhan ini. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa memberikan hidayah dan keberkahan kepada kita semua. Aamiin ya rabbal 'alamin. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 9. Khutbah Jumat Tentang Mengkhatamkan Al-Qur’an di Bulan Ramadhan Segala puji bagi Allah, yang telah memberikan karunia-Nya kepada kita dengan bulan Ramadhan yang penuh keberkahan ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita kepada petunjuk yang benar. Para jamaah yang dirahmati Allah, Hari ini, dalam kesempatan Khutbah Jumat yang mulia ini, saya ingin berbicara tentang keutamaan mengkhatamkan Al-Qur'an di bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa, yang di dalamnya terdapat banyak keutamaan dan kesempatan untuk mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Salah satu cara untuk mendekatkan diri kita kepada Allah di bulan Ramadhan adalah dengan mengkhatamkan Al-Qur'an. Mengkhatamkan Al-Qur'an bukan hanya sekadar membaca dan menyelesaikan Al-Qur'an dalam sebulan, tetapi juga memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 185, "Bulan Ramadhan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda antara yang hak dan yang batil. Maka barang siapa di antara kamu hadir di negeri tempat tinggalnya di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan lalu ia berbuka, maka wajiblah baginya berpuasa, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain." Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Membaca satu huruf dari kitabullah Al-Qur'an di bulan Ramadhan itu sama dengan membaca satu khatam di luar bulan Ramadhan." Dengan demikian, mengkhatamkan Al-Qur'an di bulan Ramadhan memiliki keutamaan yang besar di sisi Allah SWT. Kita dapat memperoleh pahala yang besar dan memperoleh keberkahan dalam hidup kita. Selain itu, mengkhatamkan Al-Qur'an juga dapat membantu kita untuk memperdalam pemahaman tentang agama dan meningkatkan kualitas ibadah kita. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan bulan Ramadhan yang mulia ini dengan sebaik-baiknya. Marilah kita berusaha untuk mengkhatamkan Al-Qur'an dengan memperhatikan makna-makna dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Dengan mengamalkan isi Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari, kita akan mendapatkan keberkahan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan dan kemampuan untuk memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan ini. Amin. 10. Khutbah Jumat Tentang Menjaga Semangat Puasa Pasca Ramadhan Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya yang setia. Hari ini, kita telah melewati beberapa bulan sejak berakhirnya bulan suci Ramadhan. Sebagai umat Islam, kita diwajibkan untuk menjaga semangat puasa pasca Ramadhan. Puasa merupakan ibadah yang sangat penting bagi kehidupan kita sebagai manusia. Selain sebagai bentuk pengendalian diri, puasa juga memiliki banyak manfaat kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Puasa di bulan Ramadhan tentu memiliki nuansa tersendiri yang tidak dapat ditemukan pada bulan-bulan lain. Namun, bukan berarti kita tidak bisa menjaga semangat puasa setelah Ramadhan berakhir. Kita harus senantiasa berupaya untuk mempertahankan semangat puasa dalam kehidupan sehari-hari. "Ya Rasulullah, katakan padaku apa yang Allah wajibkan kepadaku tentang puasa?" Beliau menjawab, "Puasa Ramadan". "Apakah ada lagi selain itu?". Beliau menjawab, "Tidak, kecuali puasa sunnah." HR Bukhari dan Muslim Cara untuk menjaga semangat puasa pasca Ramadhan antara lain dengan senantiasa membiasakan diri untuk berpuasa di hari-hari sunnah, seperti Senin dan Kamis. Selain itu, kita juga bisa melaksanakan puasa sunnah lainnya, seperti puasa Arafah, puasa Asyura, dan lain sebagainya. “Sesungguhnya di surga ada pintu yang dinamakan Ar Rayyan, yang akan dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat nanti, dan tidak ada yang memasuki melaluinya kecuali mereka. Dikatakan “Mana orang-orang yang berpuasa? Maka mereka berdiri, dan tidak ada yang memasukinya seorang pun kecuali mereka. Jika mereka sudah masuk, maka pintu itu ditutup, dan tidak ada lagi seorangpun yang masuk melaluinya,” HR Bukhari, Muslim, At Tirmidzi, Ibnu Majah Selain itu, menjaga semangat puasa juga bisa dilakukan dengan meningkatkan kualitas ibadah lainnya, seperti shalat, dzikir, dan sedekah. Dalam melakukan hal tersebut, kita harus senantiasa memiliki niat yang tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kita juga harus senantiasa mengingat bahwa puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tapi juga menahan diri dari perbuatan dosa. Oleh karena itu, kita harus senantiasa berusaha untuk menjauhi segala bentuk perbuatan dosa dan selalu berusaha untuk memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang lebih baik. Demikianlah khutbah singkat tentang menjaga semangat puasa pasca Ramadhan. Semoga apa yang telah disampaikan dapat bermanfaat bagi kita semua. Mari kita senantiasa berupaya untuk mempertahankan semangat puasa dan meningkatkan kualitas ibadah kita dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu a'lam bisawab. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. 11. Khutbah Jumat Tentang Mengeluarkan Zakat Fitrah Bismillahirrahmanirrahim, Segala puji hanya milik Allah yang telah memberikan kita kesempatan untuk beribadah dan mendapatkan berbagai rahmat dari-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, keluarga, dan sahabat-sahabatnya yang meneladani kita dalam beragama. Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, Hari ini, kita telah memasuki bulan Ramadan yang penuh berkah. Bulan yang penuh dengan rahmat dan ampunan dari Allah. Di bulan yang penuh berkah ini, kita dianjurkan untuk menunaikan zakat fitrah sebagai bagian dari kewajiban kita sebagai umat Muslim. "Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala-Nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan." QS. Al-Baqarah ayat 110 Zakat fitrah adalah zakat yang harus dikeluarkan oleh setiap orang Muslim yang mampu sebagai bentuk kepedulian kepada sesama, terutama kepada keluarga yang kurang mampu. Zakat fitrah ini wajib dikeluarkan sebelum hari raya Idul Fitri sebagai tanda syukur kita atas nikmat sehat dan kebahagiaan yang Allah berikan kepada kita selama bulan Ramadan. Rasulullah SAW bersabda, "Islam dibangun atas 5 tiang pokok yakni kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan sholat, berpuasa pada bulan Ramadhan, menunaikan zakat, dan naik haji bagi yang mampu." HR Bukhari Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, Penting bagi kita untuk mengeluarkan zakat fitrah untuk keluarga kita yang kurang mampu. Dengan mengeluarkan zakat fitrah, kita dapat membantu keluarga kita yang membutuhkan dalam memenuhi kebutuhan makanan dan sandang mereka selama hari raya Idul Fitri. Kita sebagai Muslim haruslah memiliki rasa kepedulian dan empati kepada sesama. Dengan memberikan zakat fitrah kepada keluarga yang membutuhkan, kita dapat merasakan kebahagiaan yang sebenarnya, yaitu kebahagiaan dalam berbagi dan memberi. ”Rasulullah SAW mewajibkan zakat fithri dengan satu sho’ kurma atau satu sho’ gandum bagi setiap muslim yang merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan, anak kecil maupun dewasa. Zakat tersebut diperintahkan dikeluarkan sebelum orang-orang keluar untuk melaksanakan shalat ied.” HR. Bukhari dan Muslim. Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, "Dan Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma memberikan zakat fitri kepada orang-orang yang berhak menerimanya dan dia mengeluarkan zakatnya itu sehari atau dua hari sebelum hari Raya Idul Fitri." HR. Bukhari Sekian khutbah singkat kita hari ini tentang pentingnya mengeluarkan zakat fitrah untuk keluarga. Semoga kita semua dapat melaksanakan kewajiban kita sebagai umat Muslim dengan baik dan senantiasa diberikan kemudahan dan keberkahan dalam hidup kita. Amin. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. 12. Khutbah Jumat Tentang Cara Meraih Kemenangan Bulan Ramadhan Bismillahirrahmanirrahim, Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah memberikan kita kesempatan untuk meraih bulan Ramadhan yang mulia. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, keluarganya, sahabatnya, dan kita semua umatnya. Saudaraku yang dirahmati Allah, Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan berkah, rahmat, dan ampunan. Ini adalah bulan yang penuh dengan kesempatan untuk meraih kemenangan di depan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kita harus memanfaatkan bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya agar kita dapat meraih kemenangan di bulan yang mulia ini. Salah satu cara untuk meraih kemenangan di bulan Ramadhan adalah dengan memperbanyak ibadah dan amalan. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda "Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan iman dan harapan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." HR. Bukhari dan Muslim. Kita juga harus memperbaiki akhlak kita dan meningkatkan keimanan kita. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda "Sesungguhnya di dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuhnya. Dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuhnya. Sesungguhnya segumpal daging itu adalah hati." HR. Bukhari dan Muslim. Meraih kemenangan di bulan Ramadhan juga berarti menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat merusak amalan kita. Kita harus menghindari perilaku yang buruk, seperti mengumpat, memfitnah, dan mencaci maki orang lain. Kita juga harus menghindari maksiat dan perbuatan dosa lainnya, seperti zina, riba, dan sejenisnya. Kita harus ingat bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan berkah dan ampunan. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Kita harus menjalankan semua amalan dengan penuh keikhlasan dan tekad yang kuat untuk meraih kemenangan di depan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Saudaraku yang dirahmati Allah, Marilah kita memanfaatkan bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya. Mari kita memperbanyak amalan kebaikan, memperbaiki akhlak kita, dan menjauhi hal-hal yang buruk. Dengan demikian, kita dapat meraih kemenangan di bulan yang mulia ini. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala senantiasa memberikan kita kekuatan dan kesabaran. Aamiin. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Bogor - Beberapa hari terakhir ini beberapa daerah di Indonesia dilanda bencana. Ada gempa bumi di Cianjur, Garut, dan Tasikmalaya. Lalu ada erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur. Bahkan, bencana yang menimpa sejumlah daerah di Indonesia ini ada yang memakan korban jiwa. Musibah adalah sesuatu yang tak dapat dihindari. Kita tidak tahu kapan bencana itu terjadi. Bencana sering muncul tiba-tiba tanpa dugaan. Pada Jumat pekan ini khatib dapat menyampaikan materi khutbah mengenai musibah kebencanaan. Materi khutbah ini menjabarkan tentang makna di balik musibah kebencanaan. Menelusuri Penyebab Sungai Eufrat Mengering yang Disebut Sebagai Tanda Kiamat Bom Bunuh Diri Bandung, PBNU Seharusnya BNPT Densus 88 Bisa Mendeteksi Drama Al-Fatihah Tim Maroko Sebelum Adu Penalti dan Sujud Syukur Usai Bungkam Spanyol di Piala Dunia 2022 Khatib tak perlu repot-repot membuat materinya. Khatib dapat menggunakan teks khutbah Jumat yang telah tersedia dalam artikel ini. Mengutip berikut adalah teks materi khutbah Jumat singkat mengenai musibah kebencanaan yang dapat digunakan khatib. Khutbah Pertamaإِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا Jamaah jumat yang berbahagia Marilah kita panjatkan puja dan puji kehadirat Allah Yang Maha Besar. Semoga kita senantiasa dilindungi dari bencana, malapetaka, dan lain sebagainya. Shalawat dan salam marilah kita limpahkan kepada Nabi kita Muhammad Saw. Tidak lupa pula, berdirinya khatib di sini hendak mengingatkan kepada diri pribadi dan jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah. Hanya dengan iman dan takwa, kita dapat bertahan di tengah bencana dan kesulitan hidup. Lebih dari itu, iman dan takwa dapat menjadi modal bagi kita untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Jamaah salat jumat yang berbahagia Musibah merupakan suatu fakta kehidupan yang tidak dapat diingkari. Musibah biasanya muncul tanpa diduga, tiba-tiba dan menimbulkan dampak tertentu pada manusia. Dampak tersebut bisa berupa kerusakan atau kehilangan nyawa, cacat, kehilangan harta benda dan sumber penghidupan. Pada intinya, dalam bahasa kita, bahasa Indonesia, musibah selalu dikaitkan dengan semua peristiwa yang menyakitkan, menyengsarakan, dan bernilai negatif yang menimpa manusia. Musibah dalam konteks ini merupakan peristiwa yang menimpa manusia baik yang berasal dari peristiwa alam maupun sosial. Namun, sesungguhnya, kata musibah dalam al-Quran secara umum mengacu pada sesuatu yang netral, tidak negatif atau positif. Kata musibah berasal dari kata a-shaba yang berarti sesuatu yang menimpa kita. Dalam istilah al-Quran, apa saja yang menimpa manusia disebut dengan “musibah”, baik yang berwujud kebaikan atau keburukan bagi manusia. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَا ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ لِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَآ اٰتٰىكُمْ ۗوَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۙ “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab Lauhul Mahfuz sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri” [ al-Hadid 57 22-23]. Pada firman-Nya yang lain, Allah menjelaskan bahwa jika “musibah” yang berupa kebaikan, maka hal itu berasal dari Allah, dan bila “musibah” berupa keburukan –yang kemudian disebut dengan bencana, maka karena perbuatan manusia sendiri. Allah menegaskan مَآ اَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ۖ وَمَآ اَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَّفْسِكَ ۗ وَاَرْسَلْنٰكَ لِلنَّاسِ رَسُوْلًا ۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari kesalahan dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi” [ al-Nisa 4 79].Lanjutan Khutbah PertamaSidang jumat yang berbahagia Berdasarkan penjelasan tadi, al-Quran juga secara jelas dan sempurna menguraikan bahwa tidak semua musibah adalah bencana. Musibah yang disebut bencana dan bermakna negatif adalah musibah yang mendatangkan keburukan bagi manusia dan hal itu merupakan hasil dari perbuatan manusia sendiri juga, bukan dari Allah, meskipun secara kasat mata musibah itu terjadi di alam. Sebagaimana firman-Nya وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahanmu” [ al-Syura 40 30]. Ketika musibah diartikan dengan penilaian yang negatif mendatangkan keburukan, maka manusia dianjurkan untuk memaknainya dengan mengembali-kan “esensi” peristiwanya kepada Allah. Dengan demikian, dalam konteks ini, manusia harus menyadari sepenuhnya bahwa dirinya hanyalah “pelaku dan penerima” cobaan Allah berupa sesuatu yang dinilai tidak baik tersebut. Allah menyatakan اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ “yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” [ al-Baqarah 2 156]. Dengan memahami arti kata musibah seperti itu, maka musibah yang bernilai negatif merupakan salah satu cobaan dan ujian yang berupa keburukan. Dalam al-Quran cobaan dan ujian tersebut disebut dengan istilah bala’ sebagaimana firman Allah وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” [ al-Baqarah 2 155]. Di samping berfungsi sebagai ujian dan cobaan yang berupa keburukan, bala’ juga merupakan ujian dan cobaan yang berupa kebaikan. أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُKhutbah Keduaاَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, وَالْمُؤْ مِنِيْنَ وَالْمُؤْ مِنَاتِ, اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ, اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ, يَا قَاضِىَ الْحَاجَاتِ, وَيَا كَافِىَ الْمُهِمَّاتِ . اَللّهُمَّ اَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُ قْنَا اتِّبَاعَةَ, وَاَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْناَ اجْتِنَابَهُ رَبَّنَا اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ . اِنَّ اللهَ يَاْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ, اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ, يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ Saksikan Video Pilihan IniBencana Banjir dan Longsor Kolosal Cilacap, Pemerintah Tergagap* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Kumpulan 9+ Kata Bijak Salam Jumat Berkah Paling Lengkap Kata Kata from What is Khutbah JumatThe Benefits of Using Stories in the Khutbah JumatHow to Choose the Right Story for Your Khutbah JumatThe Benefits of Using Stories in the Khutbah JumatExamples of Motivational Stories for Khutbah JumatTips for Delivering an Effective Khutbah JumatConclusion What is Khutbah Jumat Khutbah Jumat is the sermon that is given on Fridays in many Islamic communities. It is traditionally given in the mosque, and it is an opportunity for the Imam, or leader of the community, to deliver a message of faith and inspiration to the congregation. The Khutbah Jumat is an important part of the Islamic tradition, as it sets the tone for the week and prepares the community for the upcoming days. The Benefits of Using Stories in the Khutbah Jumat Using stories in the Khutbah Jumat can be an effective way to inspire and motivate the congregation. Stories can be used to bring out important points or to illustrate a point of view. They can also be used to bring out emotions, and to create a sense of connection between the Imam and the congregation. Stories can help to bring the message alive and to make it more relevant to the congregation. How to Choose the Right Story for Your Khutbah Jumat When selecting a story to use in your Khutbah Jumat, it is important to choose one that is appropriate and relevant to the theme of your sermon. It should also be appropriate for the age group of the congregation. It is also important to choose a story that has a positive message and that is inspiring. Additionally, it is important to choose a story that is easy to understand and that can be understood by all members of the congregation. The Benefits of Using Stories in the Khutbah Jumat Using stories in the Khutbah Jumat can be an effective way to inspire and motivate the congregation. Stories can be used to bring out important points or to illustrate a point of view. They can also be used to bring out emotions, and to create a sense of connection between the Imam and the congregation. Stories can help to bring the message alive and to make it more relevant to the congregation. Examples of Motivational Stories for Khutbah Jumat There are many stories that can be used in Khutbah Jumat. These can be stories of the Prophet Muhammad, stories of the early Muslims, or stories of modern-day Muslims. The following are some examples of stories that can be used to motivate and inspire the congregation The story of Bilal ibn Rabah, the first muezzin of Islam The story of Khadija, the first wife of the Prophet Muhammad The story of Umar ibn Al-Khattab, the second caliph of Islam The story of Muhammad Ali Jinnah, the founder of Pakistan The story of Malala Yousafzai, the Pakistani activist for female education These are just a few examples of stories that can be used to motivate and inspire the congregation in Khutbah Jumat. There are many other stories that can be used, depending on the theme of the sermon and the interests of the congregation. Tips for Delivering an Effective Khutbah Jumat When delivering a Khutbah Jumat, it is important to remember to keep it concise and to the point. The sermon should be delivered in a clear and concise manner, and should be kept to the recommended length of 15-20 minutes. It is also important to practice the sermon beforehand, in order to ensure that it is delivered effectively and confidently. Additionally, it is important to remember to engage the audience and to make sure that they are following the sermon. Conclusion Khutbah Jumat is an important part of the Islamic tradition, and it is an opportunity for the Imam to deliver an inspiring message to the congregation. Using stories in the Khutbah Jumat can be an effective way to inspire and motivate the congregation. It is important to choose stories that are appropriate and relevant to the theme of the sermon, and that are easy to understand and relate to. Additionally, it is important to remember to keep the sermon concise and to engage the audience.

khutbah jumat cerita motivasi